Jum'at, 18 November 2011 14:44:24 WIB
Jombang (beritajatim)- Kepolisian resor Jombang membeberkan kronologi bentrok dua perguruan silat di kawasan hutan Desa Sukodadi Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang, Minggu lalu. Kronologi secara detail itu disampaikan Kapolres Jombang AKBP Marjuki, Jumat (19/11/2011).
Ia menjelaskan, bentrok berdarah itu terjadi pada Minggu (13/11/2011) sekitar pukul 08:00 WIB. Sebelumnya, Minggu pagi kepolisian sudah mengetahui ada iring-iringan tujuh truk rombongan Kera Sakti dari Madiun menuju Lamongan. Melihat hal itu, polisi langsung siaga. Sebanyak 15 anggota polsek Kabuh mencegat rombongan di perbatasan Kecamatan Ploso - Kabuh. Tepatnya di Dusun Jatisari Desa Kedungjati, Kabuh.
Begitu iring-iringan lewat, korps berseragam cokelat yang dipimpin Kapolsek Kabuh AKP Suahrtono langung menghentikan. Selanjutnya, masing-masing korlap dalam satu truk dipanggil. Polisi memperingatkan agar seluruh rombongan menjaga kondusifitas. Pasalnya, sejak berangkat ke Madiun sehari sebelumnya, rombongan tersebut sudah mengundang ketegangan.
Anggota rombongan berteriak-teriak sepanjang jalan serta sempat melempari batu pada orang yang ada di pinggir jalan. "Masing-masing korlap sudah kita peringatkan agar menjaga kondusifitas. Dan kami dari kepolisian siap mengawal. Akhirnya, himbauan itu disepakati. Sebanyak 15 anggota Polsek Kabuh mengiringi," kata Kapolsek Kabuh, AKP Suhartono saat memberikan presentasi dalam ikrar damai perguruan silat se-Jombang, Jumat (18/11/2011) di Mapolres setempat.
Awalnya perjalanan berlangsung aman. Namun memasuki kawasan hutan Dusun Klubuk Desa Sukodadi atau sekitar 275 meter sebelum masuk Lamongan, tiba-tiba muncul sekelompok orang dari hutan. Mereka mencegat dengan cara melempari batu. Polisi yang berada paling depan langsung mengambil tindakan. Tembakan peringatan diletuskan. Mendengar pistol menyalak, para pencegat itu lari tunggang langgang masuk hutan.
Situasi kembali normal, perjalanan rombongan Kera Sakti kembali dilanjutkan. Namun sayangnya, 75 meter sebelum memasuki wilayah Lamongan, iring-iringan pesilat IKS PI Kera Sakti justru turun dari atas truk. Mereka melempari kelompok yang masuk hutan itu menggunakan batu. Nah, dari situlah kelompok penyerang yang diduga dari PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) terpancing lagi.
Mereka keluar lagi dari hutan. Bentrok berdarah tak terelakkan. Karena jumlah massa yang mencapai ratusan, polisi kuwalahan. "Seandainya rombongan Kera Sakti tidak turun dari truk, maka bentrok bisa terhindarkan. Kita sudah berusaha mengamankan, namun pesilat Kera Sakti justru mengejar dan melempari penyerang dengan batu," tambah Suhartono.
Suhartono mengungkapkan, penyerang yang muncul dari hutan itu membawa persenjataan mulai dari pedang, celurit, parang, bom molotov, serta batu. Karena kalah persenjataan, para pesilat Kera Sakti lari tunggang langgang. Mereka ada yang menyelamatkan diri ke hutan serta ke pemukiman warga. Tiga puluh menit kemudian, bantuan pengamanan dari Polres Jombang datang. Situasi yang mencekam, secara perlahan bisa dikendalikan.
Berdasarkan pendataan yang dilakukan petugas, jumlah anggota Kera Sakti yang ikut dalam rombongan tersebut sebanyak 431 orang. Sedangkan dari penyerang, belum teridentifikasi secara jelas. Namun diperkirakan jumlahnya lebih dari 100 orang. Usai kejadian, polisi mengamankan berbagai senjata tajam tersebut. "Paling banyak senjata tajam itu kita amankan dari truk milik Kera Sakti," kata Suhartono.
Selain itu, petugas juga menyita sejumlah bom molotov, dua kardus batu, serta ikat pinggang yang ujungnya terbuat dari gear sepeda, serta sebuah baju seragam milik PSHT.[suf/but]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar